Profil Desa Tempurejo
Ketahui informasi secara rinci Desa Tempurejo mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Jelajahi Desa Tempurejo, jantung geografis dan cikal bakal Kecamatan Tempuran. Lokasi pertemuan magis Sungai Progo dan Elo yang subur, kaya akan potensi pertanian, perikanan, dan pesona wisata alam.
-
Jantung Geografis dan Sejarah
Merupakan lokasi tempuran (pertemuan) antara Sungai Progo dan Sungai Elo, yang menjadi asal-usul nama, identitas, dan pusat geografis bagi seluruh wilayah Kecamatan Tempuran.
-
Surga Agraris dan Perikanan
Memiliki lahan super subur yang ideal untuk pertanian intensif (padi dan hortikultura) serta menjadi habitat utama bagi perikanan air tawar, termasuk Ikan Beong yang legendaris.
-
Potensi Ekowisata yang Unik
Titik pertemuan dua sungai menjadi daya tarik wisata alam yang khas dan mempesona, dengan potensi besar untuk pengembangan wisata pemandangan, kuliner, dan rekreasi berbasis alam.
Menyandang nama yang menjadi asal-usul kecamatannya, Desa Tempurejo merupakan titik nol geografis dan historis bagi Kecamatan Tempuran. Di sinilah takdir alam mempertemukan dua sungai besar di Jawa Tengah, Sungai Progo dan Sungai Elo, dalam sebuah tempuran yang megah dan penuh makna. Pertemuan ini tidak hanya menciptakan lanskap alam yang dramatis, tetapi juga melahirkan sebuah peradaban agraris yang subur, kaya dan menjadi sumber kehidupan bagi masyarakatnya sejak berabad-abad silam.
Titik Pertemuan Dua Sungai: Jantung dan Identitas Kecamatan
Keistimewaan absolut yang dimiliki Desa Tempurejo ialah keberadaan titik pertemuan antara Sungai Progo dan Sungai Elo di dalam wilayahnya. Fenomena alam yang dalam bahasa Jawa disebut tempuran ini begitu penting dan ikonik sehingga namanya diabadikan menjadi nama seluruh kecamatan. Ini menegaskan bahwa Desa Tempurejo bukan sekadar desa biasa, melainkan cikal bakal dan jangkar geografis bagi kawasan di sekitarnya.Pertemuan dua aliran air ini menciptakan sebuah ekosistem yang unik. Sungai Progo yang lebih besar dan deras bertemu dengan aliran Sungai Elo yang cenderung lebih tenang, menciptakan dinamika alam yang menarik. Titik pertemuan ini secara historis dan budaya sering dianggap sebagai tempat yang memiliki energi spiritual khusus, menjadikannya lokasi yang penting tidak hanya secara fisik tetapi juga secara sosial-budaya bagi masyarakat Magelang.
Surga Pertanian di Tanah Aluvial Super Subur
Dampak paling nyata dari pertemuan dua sungai ini ialah terciptanya hamparan tanah aluvial yang luar biasa subur. Desa Tempurejo diberkahi dengan lahan pertanian kelas satu yang mampu menghasilkan panen melimpah sepanjang tahun. Sektor pertanian menjadi pilar utama yang menopang hampir seluruh kehidupan di desa ini.Aktivitas pertanian utama ialah budidaya padi sawah, yang didukung oleh jaringan irigasi yang mendapat pasokan air konstan dari kedua sungai. Selain itu, kesuburan tanahnya juga sangat ideal untuk pertanian hortikultura. Berbagai jenis sayur-mayur bernilai ekonomi tinggi seperti cabai, tomat, dan aneka sayuran daun tumbuh subur, memasok kebutuhan pasar-pasar di Magelang. Desa Tempurejo secara de facto berfungsi sebagai salah satu dapur pangan utama bagi kecamatan.
Kekayaan Hayati Sungai: Dari Ikan Beong hingga Wisata Alam
Selain kesuburan tanah, pertemuan dua sungai juga menciptakan habitat yang kaya bagi keanekaragaman hayati air tawar. Desa Tempurejo merupakan salah satu spot utama bagi para nelayan tradisional untuk mencari ikan, terutama Ikan Beong yang menjadi primadona kuliner Tempuran. Kekayaan ikan ini menjadi sumber protein dan pendapatan tambahan yang signifikan bagi warga.Keindahan alam di titik pertemuan sungai juga membuka potensi besar untuk pengembangan ekowisata. Pemandangan dua sungai yang menyatu, seringkali dengan warna air yang sedikit berbeda, menjadi daya tarik visual yang unik. Keberadaan jembatan gantung di beberapa titik seringkali menjadi spot favorit bagi warga dan pengunjung untuk bersantai dan berfoto. Potensi ini mulai dilirik untuk dikembangkan menjadi wisata alam yang lebih terstruktur, seperti area rekreasi keluarga, jalur sepeda menyusuri sungai, dan sentra kuliner ikan segar di tepi sungai.
Letak Geografis dan Karakteristik Wilayah
Desa Tempurejo berlokasi di jantung Kecamatan Tempuran, dengan posisi yang benar-benar ditentukan oleh alur kedua sungai yang mengapitnya.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), luas wilayah Desa Tempurejo ialah 4,25 kilometer persegi (4.25km2). Sebagian besar dari wilayah ini merupakan lahan pertanian produktif dan bantaran sungai, dengan permukiman yang tersebar di titik-titik yang lebih aman dari potensi luapan.Adapun batas-batas administratif Desa Tempurejo adalah sebagai berikut:
Berbatasan dengan Desa Sidoagung.
Berbatasan dengan wilayah Kecamatan Salaman.
Berbatasan dengan Sungai Progo.
Berbatasan dengan Desa Ringinanom.
Demografi Masyarakat yang Hidup Bersama Sungai
Menurut data publikasi "Kecamatan Tempuran dalam Angka 2025", Desa Tempurejo dihuni oleh 6.850 jiwa. Dengan luas wilayahnya, maka tingkat kepadatan penduduknya berada di angka 1.612 jiwa per kilometer persegi.Masyarakat Desa Tempurejo ialah komunitas yang hidupnya menyatu dengan sungai. Profesi utama mereka ialah petani dan nelayan. Seluruh aspek kehidupan mereka, mulai dari mata pencaharian, sumber pangan, hingga cara mereka memahami alam, sangat dipengaruhi oleh dinamika Sungai Progo dan Elo. Kearifan lokal dalam membaca tanda-tanda alam, memahami musim ikan, dan mengelola air untuk pertanian menjadi pengetahuan yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Infrastruktur yang Beradaptasi dengan Alam
Infrastruktur di Desa Tempurejo dibangun dengan mempertimbangkan kondisi alamnya yang unik. Jaringan irigasi yang mengambil air dari sungai menjadi infrastruktur paling vital. Pembangunan tanggul atau bronjong di titik-titik rawan erosi juga menjadi prioritas untuk melindungi lahan pertanian dan permukiman. Jembatan, baik permanen maupun gantung, menjadi infrastruktur krusial yang menghubungkan dusun-dusun yang dipisahkan oleh aliran sungai."Semua yang kami miliki berasal dari pertemuan dua sungai ini. Tanahnya subur untuk bertani, ikannya melimpah untuk lauk dan dijual. Orang sekarang juga suka datang ke jembatan gantung hanya untuk melihat pemandangan tempuran," kata seorang warga setempat. Fasilitas publik seperti sekolah dan balai desa juga tersedia untuk melayani kebutuhan dasar masyarakat.
Penutup
Desa Tempurejo lebih dari sekadar sebuah desa; ia adalah sebuah monumen geografis yang hidup. Sebagai lokasi pertemuan dua sungai besar dan cikal bakal nama kecamatannya, desa ini memiliki signifikansi historis dan ekologis yang tak ternilai. Dengan fondasi ekonomi yang kuat di sektor pertanian dan perikanan, serta potensi ekowisata yang luar biasa, Desa Tempurejo memiliki masa depan yang cerah. Tantangan utamanya ialah mengembangkan potensi tersebut secara berkelanjutan, dengan tetap menjaga kelestarian dan kesakralan alam yang telah menjadi sumber kehidupannya selama ini.
